imbang tepat berketetapan hati, bimbang vs timbang
Manusia bisa-bisa
bisa tidak paham tentang kewajiban terhadap diri sendiri selaku pribadi mandiri.
Tetapi paham bahkan menuntut agar pihak lain berbaik-baik kepada dirinya. Mau berbagi dengan sesama. Kalau tidak mau maka ybs mau menuntut.
Rutinitas harian
menjadikan umat manusia mengandalkan kejadian seperti biasanya, seperti kemarin
. Bukankah nasib berketurunan seseorang tidak sekedar terdeteksi pada garis
tangan, rajah atau tersirat pada guratan
kulit wajah. Formulasi kehidupan linier harian, timbangan harian manusia:
saiki kéré, mbesuk-mbesuk dadi mbahé kéré.
Ramalan nasib berdasarkan
gaya hidup berkepribadian. Terdeteksi hingga sampai umur 40 tahun, masih pada tahap hidup sederhana. Mampu
melewati masa penggemblengan. Maka dengan
sisa umurnya. Diprakirakan ybs sudah terlatih hidup sederhana.
Ikhlas dengan fakta kehidupan di depan mata. Paham dan sabar dengan kewajiban
diri selaku hamba-Nya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar