Halaman

Sabtu, 18 Februari 2023

tikus ndas ireng saling sikut sampai kisut

tikus ndas ireng saling sikut sampai kisut 

Pernasiban, peruntungan perjalanan hidup anak bangsa pribumi nusantara. Ada malam ada siang. Ada remaja pulang  pagi, ada  negarawan kesiangan. Pertikusan menjadi ciri wanci  watak kebangsaan.

Mirip laga olahraga skala regional ASEAN. Mempertahankan gelaran lebih sulit katimbang rebut kebut. Kompromi politik, hukum saja bisa dilangkahi. Bebas frontal tanpa tatap muka. Menambah nyali pihakan penyuka ramai-ramai rebutan kursi dengan modal kursi.

tikus berdasi mati berdiri di lumbung demokrasi. Bukan peribahasa bebas bersyarat tanpa ikatan moral politik. Kendati menyangkut ikhwal pasal praktik politik haluan bebas saling libas. Oknum ketua umum partai politik sampai kawanan loyalis ganda, berlapis masih tetap doyan kursi segala kapasitas.

Antara perpanjangan tangan, boneka, tenaga bayaran, wakil global maupun sebutan semaksud sama-sama lebur dalam satu wadah. Pemain lama dengan pemain tiban, dadakan mengantongi status dan hak yang sama.

Rumput, entah apa nama latinnya. Sudah masuk bahasan kebajikan: menanam padi, rumput ikut tumbuh. Yang masih serumpun saja bisa terjadi. Menanam rumput hias, selang waktu malah disalip rumput liar. Sikat-sikut, aman-aman saja. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar