salah kaprah lumrah, salah arah parah
Suasana kebatinan akan terusik
tatkala ada kondisi yang mengajal di hati. Jangan-jangan akan ada apa-apanya jika
saya melakukan ini nanti. Keburu waktu, mana sempat berpertimbangan hati.
Saatnyalah kepastian, kejadian apapun akan terjadi.
Dedaunan berguguran sesuai ketetapan-Nya.
Peluang untuk bisa balik arah, banting stir, kembali ke jalan
benar. Hati kecil bersyukur. Sudah setengah jalan dijalani, separuh waktu habis terpakai. Wajar
jika akal mengatakan, jadi apakah selama, sepanjang ini hidup sia-sia. Apakah masih
punya sisa setengahnya, separuhnya.
Bisa-bisa memang bisa hanya tinggal sisa langkah terakhir,
etape menuju finish. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar