kedaulatan rakyat, di atas kertas vs fakta lokal
Protokol tata niaga hulu-hilir produk pangan kebutuhan dasar manusia. Dipengaruhi
sinergi kebijakan pelaku ekonomi-sosial-politik nusantara.
Kejadian sesungguhnya, efek dari faktor penentu oleh otoritas global.
Harga jual barang maupun pangan impor lebih
murah ketimbang produk nasional, produk dalam negeri, produk lokal.
Kaidah kisaran harga menjadi acuan harga jual pedagang klas rakyat. Beda sumber
menjadikan alasan harga jual telur ayam per kg, di lokasi yang sama, beda tipis. Bisa beli
kètèngan, per butir. Tidak terima pembeli partai besar. Tapi terima order
untuk pesta demokrasi kerakyatan.
Di lingkungan tempat
tinggal, hunian yang heterogen, berkemajemukan. Walau sama-sama senasib selaku pendatang.
Model macam kawasan perumahan KPR-BTN. Kendati sudah beranak cucu. Beda pilihan,
beda selera masih menjadi pemacu pemicu tensi. Biang konflik tersedia aneka
pilihan dan alternatif.
Formulasi adab bertetangga
menjadi acuan asas kerukunan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar