Halaman

Kamis, 23 Februari 2023

ékskursi ke alam baka mbokdé mukiyo, dudu éks kursi ratu baka

ékskursi ke alam baka mbokdé mukiyo, dudu éks kursi ratu baka 

Saking hemat berpikir cara sumbu pendek, gaya arus pendek. Ujaran apa saja terlontar tak terkendali mutu dari mulutnya. Terlebih simbol agama dunianya “congor petak”.  Oleh karena itu peta petak petaka bencana politik nusantara, disinyalir épiséntrumnya dari mulut ke mulut.

Anak bangsa pribumi nusantara selalu berkembang di tempat. Sibuk mencari jati diri, citra pesona diri, wibawa diri, standar pribadi, nama baik. Minus, paceklik, darurat panutan nasional. Tokoh wayang yang muncul, seolah hanya ganti busana. Kata yang punya kata, sepertinya tak ada yang lebih bégo politik lagi.

Ilmu tata negara memberi sinyal positif, semakin banyak tatanan berbanding lurus negara kian kurang tata. Hukum produk kebijakan politik jangka pendek vs politik produk hukum rimba belantara tak bertu(h)an.

Secara internal, kita orang tak bisa lepas dari aliran, arus, paham, ajaran, sékte, isme-isme termasuk anismisme dan dinamisme. Ramah lingkungan dan ramah investor global. Katakan, faktor eksternal berupa skenario, konspirasi, kompromi yang mana, dimana nilai tawar RI terasa tawar. Wibawa kepala negara di dalam negeri saja hanya sebatas strata petugas partai. Apalagi di mata dunia. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar