bangun percaya, percaya bisa bangun
Petani bicara soal beras, kuping siapa yang bisa mencerna. Beda jauh dengan
pedagang beras klas global, antar benua. Tidak banyak bicara. Cukup dengan isyarat
tangan atau bahasa tubuh. Pemerintah di
benua lain bisa akur-akur saja. Kursi penguasa tunggal bisa terpeleset gara-gara
butiran beras.
Penguasa politik di negeri beras. Tepat tebaknya, mayoritas rakyatnya mengkonsumsi
nasi. Mulut berbuih-buih, tetap tidak diangap,
dirèken sepi.
Apalagi mau ngomongin perberasan. Di depan kawanan partai tani. Promo kursi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar