kejahatan kemanusiaan selalu terdepan
Bukan ada kalanya. Bukan karena manusia selaku pelaku kejahatan. Manusia
dan ikutannya, pola tindak kejahatan menjadi
sah menurut undang-undang negara ybs. Penamaan “kampung narkoba” menjadi
mulltimanfaat. Batu loncatan karier pihak berwenang. Ajang konflik kepentingan
multipihak.
Tampang kriminal yang tampak di wajah penyelenggara negara berkemajuan di atas
kertas. Ybs baca maklumat di tempat berujar “awas copet!”. Peluang lapor balik sambil
bawa bukti bahwa duduk perkara, kasus tegak berdirinya kejahatan.
Model gaya penguasa tunggal Orde Baru, merasa bak bapak. Tidak merasa bersalah memberi fasilitas bisnis ke anaknya. Jadi, ditambah tiada duanya. Masuk gigi 3 langsung tancap gas. Tak akai terheran-heran, mulut kriminal berdalih, berdalil demi cari sesuap nasi untuk 7 (pitu) turunan ke bawah. Apa guna negara kalau tidak bsa diberdayakan dengan segala aneka tipu daya untuk makmur sejahtera keluarga. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar