Halaman

Selasa, 16 Agustus 2016

pendidikan karakter dan merdekanya rasa nasionalisme



pendidikan karakter dan merdekanya rasa nasionalisme

Krisis moneter 1998, binatang apa itu, tidak menjadi soal. Terlebih di salah satu provinsi Indonesia yang menjunjung tinggi cerdas, arif dan budaya nenek moyangnya, walau resési terjadi di skala dunia, yang penting résépsi jalan terus, jangan mundur, jangan lesu.

Rabu Wage 17 Agustus 2016, tepat 71 tahun Indonesia merdeka dari penjajahan bangsa asing terhitung Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Perjalanan waktu bangsa dan negara beralih ke bentuk penjajahan oleh bangsa sendiri atau bangsa asing dengan dalih keterbukaan Indonesia. Menjadikan bangsa asing bebas berkreasi dan bersinergi dengan berbagai lapisan anak bangsa.

Rasa nasionalisme generasi terkini, bukan diukur dari keloyalan menggunakan produk dalam negeri, mengkonsumsi pangan hasil panen di negeri sendiri, atau mengandalkan sekolah di dalam negeri saja. Tentu bukan. Atau menjadi budak di negeri sendiri. Atau menghamba pada sistem atau orang secara politis agar merasakan nikmat dunia. Juga bukan kawan.

Rasanya, kalau hanya mengandalkan perasaan, memangnya kita terjajah oleh ideologi yang mengedapankan serta mengutamakan kepentingan partai daripada kebutuhan rakyat. Namanya politik, susah payah mendirikan partai politik, berdarah-darah mempertahankan keberadaan partai politik, kalau bukan untuk kepentingan individu, percuma Bung! [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar