pendidikan karakter dan merdekanya rasa nasionalisme
Krisis moneter 1998, binatang apa itu, tidak menjadi soal.
Terlebih di salah satu provinsi Indonesia yang menjunjung tinggi cerdas, arif
dan budaya nenek moyangnya, walau resési terjadi di skala dunia, yang penting résépsi jalan
terus, jangan mundur, jangan lesu.
Rabu Wage 17 Agustus 2016, tepat 71 tahun Indonesia merdeka
dari penjajahan bangsa asing terhitung Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Perjalanan waktu bangsa dan negara beralih ke bentuk penjajahan oleh bangsa
sendiri atau bangsa asing dengan dalih keterbukaan Indonesia. Menjadikan bangsa
asing bebas berkreasi dan bersinergi dengan berbagai lapisan anak bangsa.
Rasa nasionalisme generasi terkini, bukan diukur dari keloyalan
menggunakan produk dalam negeri, mengkonsumsi pangan hasil panen di negeri
sendiri, atau mengandalkan sekolah di dalam negeri saja. Tentu bukan. Atau menjadi
budak di negeri sendiri. Atau menghamba pada sistem atau orang secara politis
agar merasakan nikmat dunia. Juga bukan kawan.
Rasanya, kalau hanya mengandalkan perasaan, memangnya
kita terjajah oleh ideologi yang mengedapankan serta mengutamakan kepentingan
partai daripada kebutuhan rakyat. Namanya politik, susah payah mendirikan
partai politik, berdarah-darah mempertahankan keberadaan partai politik, kalau
bukan untuk kepentingan individu, percuma Bung! [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar