Halaman

Sabtu, 20 Agustus 2016

khianat pemimpin vs apa daya rakyat



khianat pemimpin vs apa daya rakyat

Ambisi Bacharudin Jusuf Habibie pasca selesai kontrak di pemerintah, yang pernah dilakoninya sebagai pembantu presiden, wakil presiden dan berakhir sebagai presiden, memasuki dunia bebas. Bebas melanjutkan tradisi otak-atik ilmu pesawat terbang. Konon, beberapa penggantinya pernah bertanya bagaimana rasanya atau apa yang dirasakan sekarang, dengan statusnya yang serba mantan. Dengan enteng, ringan, tanpa beban menjawab lugu dengan logat daerahnya  : “ora dadi presiden, ora duwe parpol, ora patheken”.

Tema yang sama, dibawakan oleh dalang yang tidak sama menghasilkan lakon yang tidak sama, wajar. Hebatnya, hanya dengan satu tema, dalang bisa menayangkan adegan berbagai versi. Antar versi bisa bertolak belakang. Pakemnya adalah wani piro. Dalang gemar bebahasa politik, ramuan ekstremnya adalah memadukan pasal menjilat dengan pasal menghujat.

Bagaimana dengan kisah presiden keenam RI, yang dikenal dengan akronim SBY. Survei tanpa survei malah menengarai betapa lawan politiknya kehabisan akal sehat. Terlebih dua periode menerus SBY jadi presiden. JK jadi wapres dua periode tetapi tidak menerus. Ikhwal ini semakin memperteguh betapa tidak ada bibit unggul dari generasi muda yang layak tanding. PR pasca SBY menjadikan bangsa ini sibuk lari di tempat.

Presiden kelima RI, dengan segudang gelar DR dari kampus dalam negeri dan kampus luar negeri, ternyata belum puas tersanjung. Satu dekade semasa SBY hanya duduk manis di bangku cadangan menjadikan nalar, akal, logika politiknya menerawang jauh melebihi kapasitas idiologi dirinya. Drama politik babak demi babak, di éra mégatéga, mégakasus mungkin yang menjadi tulang punggung negara adalah politik kekuasaan. KP3 utawa Koalisi Partai Pro-Pemerintah bukan bukti original, otentik bahwa politik kekuasaan hanya mengutamakan dan mengedepakan nafsu kuasa, yang mungkin jauh dari pro-rakyat. Hanya sejarah yang membuktikan nantinya. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar