Halaman

Senin, 01 Agustus 2016

generasi emas vs generasi was-was



generasi emas vs generasi was-was

Generasi tua  Indonesia, tua karena mengikuti perjalanan waktu dan kemajuan zaman, ada yang tua-tua keladi, ada yang tua-tua kelapa. Sisanya, karena jam terbang yang melebihi rata-rata manusia, maka harga jualnya malah bisa ditukar dengan “motor” generasi baru. Atau tukar tambah dengan tipe yang lebih muda.

Nasib generasi muda ahli masa depan, sangat ditentukan oleh keikhlasan generasi tua untuk alih generasi, alih kepemimpinan nasional. Angka Harapan Hidup menjadikan petua, tetua, ketua, banyak yang betah dengan posisinya.

Masa depan generasi penerus agaknya sudah dibebani hutang politik yang tak berkesudahan, tak kunjung-kunjung. Daya juang dan kinerja tukang politik bak jerawat menghiasi wajah akil baliq, remaja. Hanya sebatas identitas kedewasaan tetapi belum dewasa jiwa raga.

Bayangan masa depan dipenuhi oleh tumpukan berbagai ragam pekerjaan rumah bangsa. Ambisi politik yang belum kenyang-kenyang hanya akan meninggalkan bom waktu kehidupan. Imbas politik adalah kerangka, rangka penegak bangsa semakin dipertanyakan. Kinerja akal, nalar, logika politik tak pernah sinerji dengan dukungan hati nurani, jiwa, kalbu. Karena antara baik dan buruk secara norma, tidak ada di kamus politik.

Jangan-jangan kekayaan alam Nusantara hanya tinggal sisanya. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar