"Demi Kesejahteraan Bersama"
Film animasi Keluarga Somat, melalui ketokohan Pak
RT (maksudnya panggilan untuk Ketua Rukun Tetangga) yang berbicara dengan logat Sunda cukup kental, acap mengawali bicaranya dengan
jargon : “demi kesejahteraan bersama”. Atribut atau busana yang dikenakan, mendukung karakter Pak RT.
Sosok dan
tokoh Ketua RT menjadi bumbu penyedap acara media penyiaran televisi. Apakah itu
berbentuk sinetron, dan sejenisnya sampai atraksi hiburan tanpa unsur mendidik
berupa banyolan, komedian, lawakan maupun sekedar humor. Profil dan spesifikasi
Pak RT ditampilkan sesuai karakter cerita.
Di dunia
nyata, Ketua RT bisa diliput, ditayang langsung oleh awak media sebagai obyek
wawancara atas terjadinya kebakaran di perumahan, saat ada penggerebekan
terduga teroris atau anggota ISIS, sebagai sumber informasi atas rumah
tersangka korupsi yang mendadak kosong. Jabatan Ketua RT melalui penunjukkan
secara aklamasi, seolah sebagai jabatan untuk orang tua, pensiunan atau
pengangguran. Memang ada yang digaji oleh pemprov.
Akankah
matra, mantera “demi kesejahteraan bersama” memang diawali di tingkat RT. Tergantung kategori dan klas kawasan
perumahan, klas penghuninya. Pak RT bisa-bisa bisa yang mempunyai status sosial
atau dari klas menengah. Iuran warga untuk keberlangsungan perumahan agar tetap
rukun, guyub, aman, bersih butuh biaya. Sekali lagi, besarnya iuran per bulan
tergantung klas hunian dan klas penghuninya.
Jika pemerintah,
bangsa dan negara adalah sebagai akumulasi RT se-Indonesia, sebagai RT
senegara, maka Ketua RT-nya adalah Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, Presiden
atau sebutan lainnya. Hirarki yang terbentuk tak menjadikan warga bisa kontak
langsung dengan pak Presiden. Masalah “demi
kesejahteraan bersama” menjadi urusan bersama atau tetap sebagai
kewajiban individu.
Peran Pemerintah
bersama DPR sebagai regulator menetapkan UU, ditindaklanjuti oleh pemprov
maupun pemkab/pemkot bersama wakil rakyat daerah dengan produk hukum di
bawahnya. Tersurat maupun tersirat, siapa berbuat apa untuk mensejahterakan
bangsa dan negara. Masyarakat adil, makmur dan sejahtera menjadi PR semua anak
bangsa. Semua mempunyai peran sesuai tugas dan fungsinya. Perjuangan
mensejahterakan dilakukan dari hulu hingga ke hilir. Dilakukan sebagai siklus
kehidupan bangsa dan negara. Pemerintah menyusun sekaligus melaksanakan program
dan kegiatan dengan hasil yang diharapkan adalah kesejahteraan umat.
Banyaknya
pelaku dan pihak yang berkepentingan, menjadikan siapa berbuat apa menjadi
berkembang secara dinamis dan nyaris drastis. Apakah yang terjadi selama ini
sebagai ciri negara yang selalu sedang berkembang di tempat atau dikarenakan
penyelenggara merasa selalu belum sejatera.[HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar