Halaman

Minggu, 14 Agustus 2016

PASAL SALING LIBAS, wajib di kamus politik Nusantara



PASAL SALING LIBAS, wajib di kamus politik Nusantara

Tawuran antar anak didik setingkat SMP beda sekolah, antar SMA yang masuk kategori musuh bebuyutan, atau antara SMA dengan SMK sama maraknya dengan pergaulan bebas remaja usia sekolah.

Pergaulan bebas bicara antar pekerja, pemain, pelaku politik, atau adu mulut antar orang politik, semakin meneguhkan betapa peradaban politik bisa sampai titik terendah, ambang bawah.

Konon, ketika terjadi agama langit saja bisa dimodifikasi dengan gaya bebas, dijungkirbalikkan substansinya agar atraktif dan provokatif. Nyaris menyerupai cerita pewayangan versi Mahabharata maupun Ramayana. Betapa dikisahkan betara Guru, dewanya para dewa, bisa mempunyai anak biologis dengan manusia bumi. Penggemar wayang sudah tahu siapa saja tokoh dimaksud.

Politik Nusantara berkembang bak aliran kepercayaan varian terkini. Menjadi agama baru, dengan ajaran atau berkiblat pada tuah sakti sang oknum ketua umum sebuah partai politik. Sifat loyalis, patuh, tunduk, taat, total menghamba hanya kepada ketua umum, menjadikan parpol menjadi pabrik orang dengan aneka ragam karakter.

Ironis nan tragis, segala bentuk karakter tokoh wayang yang ada di Nusantara, tidak bisa memenuhi kebutuhan karakter yang dipunyai orang politik. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar