Halaman

Kamis, 11 Agustus 2016

efek domino revolusi mental, mental penjilat vs mental penghujat



efek domino revolusi mental, mental penjilat vs mental penghujat

Jika kita membuka internet, terdapat beberapa media dalam jaringan atau sebutan lainnya. Secara substansi yang ditayangkan, sepertinya bukan untuk konsumsi umum walau bukan rahasia negara. Sang penayang, orang tentunya, dalam menggunakan bumbu penyedap malah menjadikan berita tayangan tak sedap dipandang. Agaknya mereka sadar diri menggunakan kalimat yang bertolak belakang atau kebalikan 180 derajat dari ujar kebencian, pencemaran nama baik.

Tanpa basa-basi mereka menyanjung presiden periode sedang berjalan, atas keberasilannya. Agar atraktif, tanpa sungkan dibandingkan dengan dua periode pemerintah sebelumnya. Bayangkan, prestasi setahun mampu mengungguli kinerja pemerintah dua periode sebelumnya. Serta sederet fakta berita yang disajikan apa adanya, menurut si penayang.

Sebagai bangsa timur, berbudi pekerti, berbasis norma susila, serta rasa peradaban yang luhur, yang namanya kawan justru tidak serta merta memuji atau memuja kita. Apalagi di depan umum, atau diekspose di media. Kawan dalam suka dan duka. Memberi masukan saat ngobrol empat mata. Saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan supaya menetapi kesabaran.

Agaknya menurut kamus politik, bahasa politik, antara mental penjilat dengan mental penghujat dalam kuadran yang sama. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar