Cara Jitu Jual Rokok Pro-Sehat
Yang namanya rokok, karena berbahan baku tembakau,
sampai siap hisap tentu memiliki rangkaian dan tahapan proses yang tidak
sederhana. Pasca rokok jadi asap menimbulkan masalah yang hakiki. Industri
rokok memang profit oriented, berasas
cari keuntungan jauh melebihi modal dalam waktu sesingkat-singkatnya. Korban rokok
tidak hanya perokok aktif, bahkan perokok pasif jadi korban secara sistematis
dan terukur.
“Rokok dapat membunuhmu” sebagai cara halal
mengingatkan bahaya merokok diluar batas kewajaran. Katanya, cara ini lebih
manusiawi daripada gerakan dan aksi anti-tembakau. Hebatnya lagi, ternyata
korban rokok sudah sejak dulu adalah kalangan manusia pada usia kisaran anak. Faktor
pemacu dan pemicu anak gemar merokok, sebetulnya sangat sederhana. Mulai dari
faktor ajar, pengaruh lingkungan, dampak gaya hidup, gaul dan gengsi tanpa arah
serta sampai bagaimana kearifan pemerintah mengayomi kepentingan rakyat.
Juatru kepentingan rakyat, asas suara terbanyak
bukan sebagai faktor penentu kebijakan. Logikanya, kalau pro-rakyat pemerintah
sudah sejak dulu sudah mengambil tindakan nyata. Menyangkut usaha ekonomi, asas
yang berlaku adalah siapa yang kuat, yang kuasa akan memegang kendali,
menentukan nasib pihak terlibat. Pemerintah secara sadar diri jadi korban importir
rokok. Pemerintah yakin diri menjadi korban pemodal industri rokok dalam negeri.
Akhirnya, ukuran rokok dimodifikasi, dengan diameter
minimal 10 mm, panjang ideal 15 cm, dipastikan calon perokok akan sadar tidak
merokok. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar