wasiat politik reformasi, setengah badan vs arus pendek
Selagi belum dihapus dari rekaman, catatan sejarah nusantara. 21 Mei 1998, titik balik nasib peruntungan NKRI. Tatanan, tataran bermasyarakat, berbangsa, bernegara nusantara masuk pasar laga bebas rebutan kursi.
Penjajahan oleh bangsa sendiri berganti corak ragam. Rezim daripada politik-militer Orde Baru dengan perkuatan mayoritas tunggal. Sinyalemen Bapak Bangsa kian dikukuhkan oleh trah politik agawé bubrah. Tirani minoritas kian eksis menjadi jabatan presiden berlapis.
Karena lawan bicara tak di depan mata, maka terbentuklah aneka paket gagasan kreatif. Di satu sisi bak lembali ke zaman batu. Sisi lain banyak pihak loyalis malah melampau adab zamannya. Tiap desa/kelurahan atau tidak kelompok masyarakat terwakili. Gadget, gawai ikut membangun peradaban bangsa mulai dari nol. Menyerap energi positif bangsa sampai defisit, minus.
Tata negara, tata pemerintahan atau
istilah bahasa hukum sejenis. Melahirkan strata, kasta abdi negara, aparatur
pemerintah, hamba hukum, alat negara. Birokrasi nusantara menjadi gado-gado.
Sistem karir kalah pamor dengan jabatan publik yang menjadi hak milik manusia
politik. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar