Halaman

Kamis, 17 Maret 2022

tahu siapa aku, menstimulus daya rusak diri

 tahu siapa aku, menstimulus daya rusak diri

 Pemirsa berbudi sah-sah saja tersinggung rasa ke-aku-annya jika  simak. Jati diri melekat pada diri sendiri, proses hidup. Tidak  perlu dicari, ditelusuri. Apalagi dibuktikan dengan selaku nama trah, silsilah tempelan di belakang atau di depan nama diri.

Kemajuan produk TIK (teknologi informasi dan komunkasi) mengkreativitas bangsa  pribumi nusatara untuk unjuk nama, unjuk gigi, tepuk dada, tepuk jidat. Ingat “detik-detik perempuan rumah tangga, cethingwati jelantahputri”, bulan ini tayangnya,

Lanjutan olah kata kedirian, kemandirian “Literasi dan Daya Rusak Diri Kawanan Pribumi Nusantara”. Date modified di personal laptop 10/10/2019 5:51AM. Rasa ingin tahu manusia  pada`dasarnya tak mau didahului. Tak mau tahu bahwa orang lain sudah tahu dahuluan, terlebih dahulu. Akhirnya, tanpa sadar masuk kuadran “aku tidak tahu – bahwa aku tidak tahu”.

Walhasil, masukan satu kata sebutan, bulat saja, predikat langsung ditelan utuh melintang. Tanpa mikir panjang apalagi proses kata hati. Dipakai sebagai modal “komunikasi” membahasakan dirinya atau berbahasa dengan benar, baik, betul, bagus. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar