Halaman

Selasa, 21 Januari 2020

Uta Makan Menik Mati


Uta Makan Menik Mati

Kemistisan bahasa. Seolah menjadi bacaan dukun politik nusantara. Acap dipakai figur muapun figuran publik agar tampak cerdas. Terlebih saat disadap awak media berbayar. Yakin tayang langsung, pasang wajah garang binti garing. Ujaran yang keluar, hafalan sesuai isi perut.

Petugas partai pun akan mengalami pasal yang sama. Yang tampak siap dengan skenario terselubung, itu yang masuk sebutan komedian politik. Pendidikan politik pola short time, pakai tarif jasa progresif revolusioner.

Panggung laga kandang antar parpol tak bertuan, sebagai pemanis, pemantas demokrasi nusantara. Tahun pertama jilid kedua, sudah mengindikasikan frasa bencana alam serentak vs episode tragedi politik.

Proyek ambisius manusia politik kian membara. Benalu, parasit politik mantan serdadu kian tahu kursi. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar