ketika rokok di mulut
yang salah
Merokok, memang perbuatan aktif manusia yang tak terbukti
ada hubungan, kaitan dengan kesehatan medis, psikis, kejiwaan. Dilakukan dengan
sadar dimana pun dan kapan pun. Justrus sebagai pihak yang peduli sehat diri. Jika
dipaksa menghentikan aktivitas merokoknya. Pelanggaran HAM berat dan tak bisa
diganti rugi.
Konon, pengusaha rokok yang akibat jual tembakau, masuk
orang kaya nusantara. Tak merokok. Tahu manfaat pada aspek keuntungan
finansial. Soal ada pihak yang rugi, itu masalah dagang. Rokok di mulut yang
salah, diyakini berakibat tak diinginkan semua pihak. Menambah beban pekerjaan
penguasa.
Kendati terpampang peringatan tertulis “kawasan bebas
asap rokok”. Polusi udara jalanan menjadi menu harian. Ditambah ulah ahli
pengasapan dengan modus karhutla. Ekspor asap gratis lintas negara. Namanya manusia
perokok aktif, membentuk komunitas, kawanan ahli hisap. Betapa nasib petani
tembakau terhisap. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar