Halaman

Jumat, 17 Januari 2020

jaga lidah dan ujung jari, terjagalah jiwa raga


jaga lidah dan ujung jari, terjagalah jiwa raga

Profil dan atribut saya tidak menampakkan, menampikan sebagai ahli masjid.  Sesekali pakai busana batik, khususnya pas sholat jumat. Tanpa tutup kepala.

“Mau ke mana pak?”, pertanyaan rutin yang sering saya temui saat jalan kaki ke masjid, berpapasan dengan orang lain  atau meliwati gerombolan manusia. atau sebaliknya: “Dari mana pak?”.

Jawaban standar, baku, minimalis sesuai mukut dan atau lidah siapa yang berujar
Alt 1 : “Memenuhi panggilan-Nya”, yang bertanya malah bengong.
Alt 2 : “Ke rumah suaminya mbak Jid”, yang bertanya senyum sok suci.
Alt 3 : “Ada pembagian ...”, yang bertanya bingung, “Pembagian apa pak?”. “Pembagian pahala!”.
Alt 4 : “Mau reuni di rumah .. (sambil menujuk ke atas)”, yang bertanya hanya mantuk-mantuk.
Alt 5 : “Mencari tiket terusan . . (tanpa melihat ke penanya)”, terbukti basa-basi yang basi.
Alt 6 : tak perlu djawab, cukup senyum atau tangan yang menjawab.

Jalan cepat, mata fokus ke bawah depan. Menjaga mata dari gejala dan telinga waspada.

Ada pengalaman permirsa menambah khazanah jawaban?  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar