dilema nasib pribumi
nusantara, di ujung taring naga vs di ujung jari tangan
Kalimat kunci pakai peribahasa, kiasan, ibarat. Masih rélevan dengan adab bangsa yang genar olok-olok politik,
ujaran nista, penebar penabur fitnah dunia, pengganda berita fasik serta
seabrek tindak turun tangan.
Mentalitas pemuda Nusantara, ujung jari vs ujung lidah. Sudah berjodoh agaknya. Industri
yang memanjakan mata melaju pesat melampaui peradaban umat manusia. Kejadian di
belahan dunia sisi lain, bisa langsung dinikmati. Alat penikmat bisa
dikantongi. Duduk santai dalam genggaman tangan tidak hanya nikmat visualisasi
komplit dan plus, plus, plus. Literasi digital menjadi menu utama, yang tak
perlu otak encer untuk kunyah dan cerna.
Generasi medsos korban
ujung jari tangan sendiri. Tak terasa walau nyata, efek domino, efek karambol
revolusi mental menjadikan indra peraba manusia dan atau orang pribumi nusantara
menjadi semakin multifungsi, multimanfaat, multiguna. Meringankan tugas iblis
dan kroninya. Wajar, mereka menyalurkan aspirasinya. Jangan kuatir, masih
banyak stok udang di balik batu.
Demi kebebasan ujung
jari. Antar kawanan anak bangsa pribumi primitif yang melek teknologi,
dibiarkan saling adu licik. Pamer bego. Olok-olok politik menjadi andalan
penguasa. Aplikasi media sosial maupun media-mediaan lainnya diumbar oleh pihak
berwajib.
Vitalitas generasi ujung
jari nusantara, bau kencur vs bau tanah. Menggunakan pendekatan sejarah kritis.
Penggunaan teknologi anjuran dalam ujaran bebas di media sosial, melipatkan
keuntungan ganda yang lebih tinggi daripada teknologi literasi beradab.
Diberi Taring Minta
Tanduk. Semakin banyak partai politik
kebagian kursi, berbanding lurus dengan sebaran ragedi politik. Bangsa
Indonesia sudah bisa menduga adanya skenario politik yang membelah persatuan.
Target dan sasaran utama adalah dengan modus mengelus-elus satu ormas Islam
agar menjadi anak manis, anak mama, penurut dan pemau. Tidak perlu mengadu
domba, tapi efek dominonya lebih nyata dahsyatnya. Kalkulasi politik
multinasional, bilateral. Masih akan ada Plan A1, A2, dst. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar