kebencianmu kepada
dirimu sendiri
Bersyukur besar. Pemirsa nyambung dengan utuhnya judul. Bukan
ungkapan puitis. Laik dilanjutkan dengan narasi yang umum. Tidak umum sekali,
ada kandungan suasana batin yang acap bergejolak tanpa sebab.
Jelas-jelas saja, kini kita perlu mereposisi secara proporsional aneka
ragam budaya daerah yang kian beringsut. Terbuka dengan arus masuk budaya
mancanegara yang mendongkrak citra pesona wibawa diri.
Akar kehidupan berbangsa dan bernegara mengalami gempa, pergeseran lapisan
yang selama ini diyakini. Bangga dengan istilah tercerabut dari akarnya. Beda pilihan
menjadi titik retak persatuan, kesatuan dan keutuhan nusantara. Pemain di atas
tanah, pandai-pandai bersolek.
Kedewasaan, kematangan diri tak ditentukan jam terbang, rekam jejak,
banyaknya makan asam-garam kehidupan. Semangkin berita langit tak mampu
menggetarkan jiwa, mengingatkan hati nurani, pratanda.
Kuping ini diformat untuk menampung bunyi-bunyi sanjungan, puja-puji,
basa-basi, pemanis bibir. Mau tunggu apa lagi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar