Halaman

Senin, 20 Januari 2020

adab persatuan Indonesia vs Indonesia satu


adab persatuan Indonesia vs Indonesia satu

Agar bebas anggapan bebas, bebas dari anggapan tendensius, maka oleh karena itu lebih baik mengacu pada sila ketiga Pancasila: “ Persatuan Indonesia”. Juga tidak. Malah sebaliknya. Pancasila Sakti peninggalan rezim militer-politik Orde Baru, beralih ke rezim politik ‘petugas partai’, pamor aroma irama politik nasakomisme warisan BK lebih kinclong.

Tak perlu heran binti gumun. Ambisi kawanan politisi sipil sekaliber petugas partai tahu apa itu nikmat kursi, nikmat dunia. Pakai semboyan apapun, ujung-ujungnya biaya politik, konspirasi politik global. Bedanya dengan negara maju sangat terasa. Bukti nyata nusantara mampu mempertahankan diri plus  menjaga posisi sebagai negara berkembang secara mandiri. Berkembang setapak demi setapak.

Ada eloknya, simak tayangan “praktik demokrasi negara multipartai vs penguasa di bawah satu kendali”. Atau bahasan berbasis praktik demokrasi nusantara. Parpol dibentuk khusus ikut pemilu dan dapat kursi sudah tahu diri. Tahu harga sebuah kursi. Perjuangan ideologi hanya slogan pepesan kosong.

Anak bangsa pribumi nusantara penyandang gelar akademis yang mengambil judul Pancasila. Melihat fakta lapangan, lebih baik ambil sikap diam. Menyuarakan  perwujudan praktik bermasyarakat berdasarkan butir-butir Pancasila. Bisa-bisa malah bisa dianggap melawan penguasa.

Adalah Tap MPR nomor nomor I/MPR/2003 yang mana dimana menjelaskan butiran dimaksud. Terteralah, tersuratlah frasa “memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa” sebagai salah satu butir narasi sila ketiga.

Daya gaul anak bangsa, didominasi melek TIK. Menjadi peolok-olok politik, pengganda ujaran  nista, penabur dan penebar fitnah dunia, penggembala rangkap jabatan pengadu domba serta ahli yang tak ada duanya. 

Pemanasan terkait narasi, disebutkan dengan gaya bahasa  bahwa  untuk menjaga persatuan,  kesatuan dan keutuhan serta maupun stabilitas sebuah negara. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar