100 hari pertama rezim politik periode II vs realisasi
janji kampanye pilpres
Umbaran janji dimaksud dijabarkan melalui APBN 2020. Atau
ad hoc, sisa 2019 yang dominan. Kalau sifatnya standar, normatif, baku
bukan prestasi. Kasat mata secara awam, mulai dari koalisi barisan pembantu
presiden. Siapa dapat kursi apa. Pihak mana paling berjasa akan maju lagi. Strategi
pengamanan capres 2024 menjadi pertimbangan, bahkan penentu.
Jangan dilupakan, sebagai periode kedua, lanjutan, tentu
ada PR, bom waktu, penyakit lama atau bahkan janji sejenis yang masih bebas
berkeliaran.
5 prioritas kerja penguasa II 2019-2024 menjadi daya
pikat dan atau penghibur, pelipur lara. Titik awal minggu, 20 Oktober 2019,
aneka argo politik melaju kencang. Tagihan rekening biaya politik antri. Skenario
berlapis sigap libas jika cidera janji.
Pertama, pembangunan
SDM akan menjadi prioritas utama kita. Kedua, pembangunan infrastruktur akan
kita lanjutkan. Ketiga, segala bentuk kendala regulasi harus kita sederhanakan,
harus kita potong, harus kita pangkas. Keempat, penyederhanaan birokrasi harus
terus kita lakukan besar-besaran. Kelima, adalah transformasi ekonomi.
Tersebutlah, laga kolosal antar geng bintang, politisi
sipil tiarap di tengah. Kawanan, kumpulan politisi sipil, birokrasi sipil kalah
segala urusan, kalah gertak sambal dengan gaya model rambut cepak.
Makanya, tema
sinetron politik nusantara sedemikan sederhana, simpel. Mengacu pada konsep Reduce
(mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur
ulang). Plus pokoknya pemain siap main. Mereka merangkap pemodal. Terasa
pemaksaan adegan. Pemain utama nyaris dengan busana yang sama di setiap
atraksi, acara.
Kejahatan karena
miskin beda dengan zalim demi mempertahankan berhala reformasi 3K (kuasa, kuat,
kaya). Diamnya orang-orang baik kian menambah peluang kezaliman oleh penguasa.
Alam tidak bisa ditipu dengan dalih kemakmuran bersama.
Kawanan
loyalis tak sabar antri, duduk manis di bangku cadangan. Kalau bisa sikat
habis, sapu bersih, mengapa harus main aman bagi-bagi kursi dengan kamar
sebelah. Salah pasal, muncul modus ramah investor, ramah koruptor. Dukungan
ulama dunia tak menjamin periode terpenuhi. Bisa-bisa bisa mandek, mogok, mogol
di tengah jalan sebelum jatuh tempo.
Time:
1/28/2020 5:39:41 AM [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar