Halaman

Selasa, 28 Januari 2020

100 hari pertama rezim politik periode II vs realisasi janji kampanye pilpres

100 hari pertama rezim politik periode II vs realisasi janji kampanye pilpres

Umbaran janji dimaksud dijabarkan melalui APBN 2020. Atau ad hoc, sisa 2019 yang dominan. Kalau sifatnya standar, normatif, baku bukan prestasi. Kasat mata secara awam, mulai dari koalisi barisan pembantu presiden. Siapa dapat kursi apa. Pihak mana paling berjasa akan maju lagi. Strategi pengamanan capres 2024 menjadi pertimbangan, bahkan penentu.

Jangan dilupakan, sebagai periode kedua, lanjutan, tentu ada PR, bom waktu, penyakit lama atau bahkan janji sejenis yang masih bebas berkeliaran.

5 prioritas kerja penguasa II 2019-2024 menjadi daya pikat dan atau penghibur, pelipur lara. Titik awal minggu, 20 Oktober 2019, aneka argo politik melaju kencang. Tagihan rekening biaya politik antri. Skenario berlapis sigap libas jika cidera janji.

Pertama, pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama kita. Kedua, pembangunan infrastruktur akan kita lanjutkan. Ketiga, segala bentuk kendala regulasi harus kita sederhanakan, harus kita potong, harus kita pangkas. Keempat, penyederhanaan birokrasi harus terus kita lakukan besar-besaran. Kelima, adalah transformasi ekonomi.

Tersebutlah, laga kolosal antar geng bintang, politisi sipil tiarap di tengah. Kawanan, kumpulan politisi sipil, birokrasi sipil kalah segala urusan, kalah gertak sambal dengan gaya model rambut cepak.

Makanya, tema sinetron politik nusantara sedemikan sederhana, simpel. Mengacu pada konsep Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang). Plus pokoknya pemain siap main. Mereka merangkap pemodal. Terasa pemaksaan adegan. Pemain utama nyaris dengan busana yang sama di setiap atraksi, acara.

Kejahatan karena miskin beda dengan zalim demi mempertahankan berhala reformasi 3K (kuasa, kuat, kaya). Diamnya orang-orang baik kian menambah peluang kezaliman oleh penguasa. Alam tidak bisa ditipu dengan dalih kemakmuran bersama.

Kawanan loyalis tak sabar antri, duduk manis di bangku cadangan. Kalau bisa sikat habis, sapu bersih, mengapa harus main aman bagi-bagi kursi dengan kamar sebelah. Salah pasal, muncul modus ramah investor, ramah koruptor. Dukungan ulama dunia tak menjamin periode terpenuhi. Bisa-bisa bisa mandek, mogok, mogol di tengah jalan sebelum jatuh tempo.

Time: 1/28/2020 5:39:41 AM  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar