generasi nusantara
perugi diri sendiri
Mirip paparan hasil kajian revolusi mental, fokus pada aspek bela nusa. Kian
disangkal semangkin dangkal jati diri generasi tanpa batasan umur maupun usia
biologis. Raga boleh belia tapi jiwa sesuai permintaan pasar.
Pengenalan calistung sejak dini liwat jasa gadget, pembentuk dasar karakter
anak bangsa tanpa posisi tawar. Menjadi bak penampung, tempat pembuangan
sementara sampah ideologi asing. Budaya politik menjadi faktor penentu
pembentukan jati diri bangsa dan proses regenerasi anak bangsa.
Kebangkitan nasional serta rasa persatuan sumpah pemuda, beriring munculnya
partai politik maupun organisasi kemasyarakatan, tak serta merta. Terbukti sampai
kini, rasanya kita baru belajar apa itu politik. Galian bahan baku lokal yang
kemudian diformat menjadi Pancasila. Semakin jauh dari rakyat berbanding lurus
dengan penguatan alergi, antipati, apriori serta sinis dan skeptis terhadap
nilai-nilai Pancasila.
Kesadaran sejarah, menampakkan daya ideologi liwat struktur partai politik,
kalau tidak kedaluwarsa, salah kursi selebihnya overdosis. Padahal, kepentingan politik
dengan dalih, dalil apa pun, tetap berbanding terbalik dengan hakikat benar,
baik, betul, bagus. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar