kalkulasi politik
nusantara, tak suka vs tidak senang
Saking berjubelnya ilmu dan teori politik. Akhirnya anak bangsa pribumi
tulen, tanpa ilmu pun sudah mahir berpolitik. Baru belajar berpolitik sampai
bangkotan. Kadar politik sampai tingkat petugas partai, tak jauh beda dengan.
Tepatnya, jika kita sibak, simak acara sidang wakil rakyat. Diskusi,
dialog, debat antar fraksi, tidak pakai kacamata moral politik. Bahas kebutuhan
rakyat, kemaslahatan umat, aspirasi akar rumput bukan berdasarkan hakikat
substansial.
Akhirnya antar fraksi hanya adu kuat sesuai judul. Terlebih di parlemen Senayan.
Tidak pakai takaran benar, baik, betul, bagus.
Seperti kehendak sejarah bahwasanya faktor pembentuk adab politik luhur (norma,
adat, kode etik, moral, pranata, tatanan sosial dan sub-sub adab itu sendiri)
warisan leluhur sering dibenturkan dengan adab negara pra-sejahtera. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar