100 hari pertama rezim politik II vs langganan
terperosok ke lubang yang sama
Mengandalkan berita resmi pemerintah maupun awak media
suka-suka. Dioplos bumbu aneka rasa oleh penyaji berita versi ujung jari tangan
liwat jasa media sosial. Masih banyak tak terendus, terlacak. Pengulangan peristiwa,
kejadian perkara dengan muka lama atau wajah baru. Berita politik menjadi menu
harian, jam-jaman. Pelipur lara.
Kasus lama teranyarkan. Sampai laporan atas temuan,
dugaan, hasil sidak yang jelas bukan konsumsi rakyat. Kasus baru tahu-tahu
sudah terlanjur kelamaan, nyaris basi. Berkat jasa pihak tertentu, baru terkuak
secara tak sengaja. Menjadi pintu masuk, alat bongkar paksa megakasus
turun-temurun. Asas saling menjagal, saling menjegal.
Interaksi berhala reformasi 3K (kuasa, kuat, kaya) dengan
kasus tunggal melibatkan banyak pihak. Pelaku tunggal bagian dari skenario
berlapis, koorporasi global. Efek domino, efek karambol biaya politik. Aktor non-negara
yang main keruh suasana. Serta modus yang hanya diketahui pelakunya saja.
Titik awal minggu, 20 Oktober 2019 plus 100 hari. Diam senyap
orang dan atau kaum baik-baik, menjadikan kebaikan, kejujuran menjadi barang
langka. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar