Halaman

Selasa, 14 Januari 2020

heterogenitas Islam nusantara, tereja "pi" + "sang", dibaca "gedang"


heterogenitas Islam nusantara, tereja "pi" + "sang", dibaca "gedang"

Tak perlu diherankan. Mengapa ada yang bangga bersebut Islam nusantara. Pakai pasal apa atau dalil siapa. Kan sudah dibilang, tak perlu terheran-heran. Makanya, perluas gaul liwat tapal batas. Keluar dari sangkar emas.  Bebaskan diri dari tempurung keindonesiaan. Lihat dunia lain. Cek fakta fantastis.

Jika kita bergaul dengan orang yang gampang heran. Tak heran jika kita terkontaminasi rasa suka heran sendiri. Derajat tertentu, heran sendiri tanpa sebab, tanpa sadar. Terbawa arus peradaban yang gemar daun muda, mentah. Rasa alami pada dedaunan tanpa pestisida kimiawi.

Apa daya diri ini memang sesuai garis keturunan, silsilah. Mau didongkrak dengan tipu daya dunia. Tetap tak mampu meninggalkan jejak sejarah. Rekam jejak kehidupan pun susah disimpulkan. Sertifikasi gratis versi pemerintah digariskan mampu masuk bursa pasar bebas. Bak laga bebas klas, bebas aturan main.

Mengapa harus mengacu pada nikmat dunia. Allah swt menggelontorkan kandungan nikmat dunia kepada semua umat-Nya. Tak pilih kasih. Terlebih bagi umat manusia yang hidupnya diabdikan, diabadikan untuk meraih sukses dunia. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar