cinta tanah airku dibawa monyèt
Generasi ”cinta monyet” nusantara lintas umur. Mulai
bau-bau politik di parpol A. Lebih mirip jadi tukang
sapu. Magang di parpol B. Pesaing modal dengkul melebihi quota. Lontang-lantung
tunggu parpol dadakan jelang pesta
demokrasi. Nasib baik diajak kawan lama, buka kantor parpol kecamatan. Ada kursus dasar ideologi, bersertifikat halal. Syarat
administrasi jadi pengurus. Kalah pamor dengan anggota kehormatan. Kalah kesohor dengan aktivis, dedengkot lokal. Menang
rumor karena aksi rekam jejak anak jalanan.
Belum sempat jadi kader yang diperhitungkan. Langsung
hengkang karena kendaraan politiknya mendukung capres yang periode sebelumnya tidak didukung.
Tidak ketahuan kapan kejadian jadi kawinnya. Ketahuan malah gosip gugat cerai. Bangga dengan budaya ‘orang tua sambung’. Bukan atraksi topeng monyèt. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar