capres-capresan, usulan presiden vs jagonya mantan presiden
Nusantara dengan Pancasila plus Islam nusantara
plus plus multipartai, merasa yakin diri jadi kiblat,
kutub demokrasi global. Generasi lintas
umur sigap gubah-rubah-ubah menjadi rujukan, panutan, acuan hak asasi LGBT.
Dampak gelombang kejut, banyak pihak merasa pantas naik pentas, panggung
politik. Modal jalan pintas dilakoni, memang begitu pakemnya. Gembala penyesat adu
domba, menggiring opini publik. Terjadilah bakalan kaping wolu, barang baru vs demenyar
vs grestenan.
Kinyis-kinyis tukmis (batuk klimis) sampai konyol
bin banyol. Tidak punya kendaraan politik, main bajak, gaya serobot kapling orang. Supremasi
birokrasi sipil di bawah kendali dwifungsi ABRI.
Tunggu adegan goro-goro. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar