cerdas diri politisi sipil, sigap bak domba aduan
Nuansa
olok-olok politik mampu mencetak kader kawan partai pendengung, pendenging
lewat media massa
arus bawah. Literasi anarkis menentukan kadar elit partai. Parpol menjelma
menjadi agama bumi. Minimal parpol animisme, dinamisme. Identitas partai
”belok kiri boleh langsung”.
Trengginas umbar ujaran tanpa sensor
hati, sarat penyakit hati. Sigap membenturkan kepala dengan lawan politik.
Peluang unjuk loyal total ke oknum ketum parpol.
Nyali politik nusantara memang
didesain untuk saling libas, pecah belah, adu domba, hantam kromo, tabrak lari.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar