Halaman

Senin, 27 Juli 2015

Siap Dan Mampukah Kita Ketika Allah Mengabulkan Doa Kita

Siap Dan Mampukah Kita Ketika Allah Mengabulkan Doa Kita


Allah akan memperkenankan doa hamba-Nya, ikhwal ini tersurat pada [QS Al Baqarah (2) : 186] : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Umat Islam wajib berdoa, untuk semua persoalan hidup di dunia maupun perjalanan hidup menuju kehidupan yang abadi. Hal yang ringan, sederhana, remeh pun kita wajib berdoa.

Wajar kalau kita merasa sudah full doa, namun seolah Allah masih jauh dari memperhatikan doa kita. Karena kita terjebak pada redaksi ‘berdoalah kepada-Ku”, tanpa mengupas atau mengkaji rukun berdoa : keutamaan doa, perintah berdoa, etika berdoa (Ikhlas dalam berdoa, berdoa antara suara pelan dan keras, mengulang-ulang doa), waktu berdoa dan sebabnya, serta terkabulnya doa, dan sebagainya.

Sebaliknya, banyak pula manusia yang merasa bahwa keberhasilan dan sukses duniawinya akibat dari kerja kerasnya, akibat encernya otak, akibat banting tulang peras otak tak kenal waktu, akibat faktor keturunan.

Berdoa, jangan hanya mengacu pada satu ayat, perkuat dengan ayat lain, misal pada [QS Al Baqarah (2) : 186] : “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”.


Syarat dasar dalam proses berdoa adalah bahwa kita wajib memenuhi segala perintah-Nya. Berdoa tidak berdasarkan hukum sebab akibat. Terjalin interaksi dan komunikasi antara seorang hamba dengan Yang Maha Pencipta. Kita bahkan dituntut mampu mewujudkan kehambaan (ubudiyah) di hadapan-Nya. Sikap ubudiyah di balik doa agar kita tetap menjaga rasa hina, rasa fakir, rasa tak berdaya, rasa lemah dan rasa butuh. Allah akan mengkabulkan doa, mengganti dengan yang lain atau menunda untuk tabungan akhirat kita. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar