Halaman

Jumat, 17 Juli 2015

mental negarawan Nusantara, politisi tangan diatas vs politisi tangan dibawah

mental negarawan Nusantara, politisi tangan diatas vs politisi tangan dibawah


Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda : Tangan yang diatas lebih baik dibanding tangan yang dibawah (HR Bukhari dan Muslim)

Hadist di atas masih bisa diberlakukan kapanpun untuk urusan apapun. Tak terkecuali di industri politik Nusantara. Bukan berarti para pelaku di panggung politik atau politisi atau oknum kawanan parpolis ada yang ahli main tangan, ada yang pakar ringan tangan, ada yang cakap panjang tangan, ada yang lihai lempar batu sembunyi tangan maupun tangan kanan menerima, tangan kiri jangan sampai tahu.

Jika status negarawan wajib melalui prosedur, proses dan jalur politik (baca: partai politik), walhasil setiap periode, setiap pasca pesta demokrasi lima tahunan, Indonesia semakin minus negarawan. Atau jauh dari atribut kenegarawanan. Sebut saja dengan nyata dan terang benderang, adalah oknum ketua umum parpol, karena mengikuti kehendak pemirsa, menuruti keinginan pendengar, tetap mau dicalonkan lagi. Tindakan heroik ini sama dengan menyumbat proses regenerasi tetapi tidak untuk menyuburkan politik dinasti / dinasti politik. Atau oknum ketum parpol tetap berminat bertengger di pucuk pimpinan, memasuki periode kedua.


Terbentuknya koalisi jelang pemilihan presiden, sampai berjalan pemerintahan, malah membuktikan bahwa mana politisi tangan diatas dengan mana politisi tangan dibawah. Tentunya pendulum Rp yang menentukan.Yang penting, semua fakta tanpa perlu disurvei, tak ada hubungannya bahwa politik itu kotor..[HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar