Jangan Lelah Dan Lengah Menghadapi Setan
Terbelenggu
Bulan Laga
Wajar jika ada yang berujar :”Wah, sudah mau puasa lagi”. Menghadapi
bulan Ramadhan, ada yang berharap sebagai bulan penuh berkah, ada yang
biasa-biasa saja. Awam menganalisa, satu bulan penuh hanya untuk melaksanakan 1
(satu) ayat perintah Allah dalam Al-Qur’an (QS Al Baqarah [2] : 183) : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa,”
Mengapa ayat perintah wajib ini ditujukan kepada orang-orang yang
beriman? Bagaimana posisi dan nasib orang-orang yang tidak beriman? Salah satu
jawabnya adalah ternyata setan telah mendapat mandat dari Allah sebagai pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman, lihat (QS Al A’raaf [7]
: 27).
Apakah selama bulan Ramadhan, orang-orang yang beriman akan
dibenturkan langsung dengan setan. Karena setan dalam merayu dan menggoda
manusia bisa masuk dari depan, samping kanan, belakang dan samping kiri. Setan
tidak bisa masuk dari atas dan bawah manusia, yaitu posisi saat manusia berdo’a
dan sujud.
Bagaimana posisi dan nasib setan selama bulan Ramadhan. Rasulullah saw
bersabda : “Apabila telah masuk bulan Ramadhan, terbukalah pintu-pintu surga
dan tertutuplah pintu-pintu neraka dan setan-setan pun terbelenggu.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah radhiyallahu’anhu)
Anomali Godaan Setan
Dampak perut kosong, antara lain tanpa sadar kita mudah dan sering
menguap. Mungkin, saat sholat pun mulut kita tanpa dapat dikontrol menguap
bebas. Padahal, Rasulullah saw bersabda, "Apabila salah seorang di antara kamu menguap maka
hendaklah ia menaruh tangannya pada mulutnya, karena setan dapat masuk”.
(HR. Muslim dan Abu Dawud)
Perut kenyang, balas dendam saat buka shaum, pencernaan kerja berat. Sholat
tarawih dilakukan dengan ogah-ogahan. Operasi lambung berdampak mulut
bersendawa dan menguap.
Lapar dan kenyang di bulan Ramadhan, menguap menjadi langganan setia.
Menghadapi setan terbelenggu, kita malah memberi peluang setan masuk liwat
mulut. Jangankan puasa, kondisi harian tanpa diundang setan sudah merasuki
rubuh kita. Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya setan itu
mengalir pada anak Adam di tempat aliran darah". (HR Bukhari)
“Mengalir” bukan dalam arti fisik, mengalir yang sebenarnya, lebih
bermakna majaz atau kiasan. Setan merupakan jenis makhluk yang tidak diketahui
rincian ciptaannya dan caranya untuk menguasai anak Adam, khususnya bagaimana
membisiki hati manusia.
Senjata Sabar
Menghadapi setan terbelenggu pun anak Adam bisa kewalahan, ditambah dalam
kondisi perut kosong atau lapar dan haus, perlu kiat khusus. Kedudukan puasa
sebagai Rukun Islam, bisa sebagai kuadran cobaan berat dalam menegakkan kebenaran.
Rasa lapar Ramadhan menumbuhkan empati pada kelaparan, minimal memahami makna
masih ada orang yang bekerja hanya untuk sesuap nasi. Masih ada golongan
manusia yang makan sehari sekali, atau sekarang makan besok “puasa”. Tidak
mengetahui hari ini makan apa, bukan pada “hari ini siapa yang akan dimakan”
(yang melahirkan tipikor, manusia serakah).
Allah telah berjanji dalam (QS Al Baqarah [2] : 153) : “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.” Ada pula yang mengartikan “sebagai
penolongmu” adalah mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan
shalat.
Sabar tidak berarti pasif, menunggu waktu
Maghrib tiba. Memanfaatkan waktu dan mengelola enerji dengan kegiatan ibadah
dan amalan lainnya, bahkan bisa lebih intensif. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar