Halaman

Senin, 13 Juli 2015

Jangan Lelah Dan Lengah Menghadapi Setan Terbelenggu

Jangan Lelah Dan Lengah Menghadapi Setan Terbelenggu

Bulan Laga
Wajar jika ada yang berujar :”Wah, sudah mau puasa lagi”. Menghadapi bulan Ramadhan, ada yang berharap sebagai bulan penuh berkah, ada yang biasa-biasa saja. Awam menganalisa, satu bulan penuh hanya untuk melaksanakan 1 (satu) ayat perintah Allah dalam Al-Qur’an (QS Al Baqarah [2] : 183) :  “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”

Mengapa ayat perintah wajib ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman? Bagaimana posisi dan nasib orang-orang yang tidak beriman? Salah satu jawabnya adalah ternyata setan telah mendapat mandat dari Allah sebagai pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman, lihat (QS Al A’raaf [7] : 27).

Apakah selama bulan Ramadhan, orang-orang yang beriman akan dibenturkan langsung dengan setan. Karena setan dalam merayu dan menggoda manusia bisa masuk dari depan, samping kanan, belakang dan samping kiri. Setan tidak bisa masuk dari atas dan bawah manusia, yaitu posisi saat manusia berdo’a dan sujud.

Bagaimana posisi dan nasib setan selama bulan Ramadhan. Rasulullah saw bersabda : Apabila telah masuk bulan Ramadhan, terbukalah pintu-pintu surga dan tertutuplah pintu-pintu neraka dan setan-setan pun terbelenggu.” (HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu)

Anomali Godaan Setan
Dampak perut kosong, antara lain tanpa sadar kita mudah dan sering menguap. Mungkin, saat sholat pun mulut kita tanpa dapat dikontrol menguap bebas. Padahal, Rasulullah saw bersabda, "Apabila salah seorang di antara kamu menguap maka hendaklah ia menaruh tangannya pada mulutnya, karena setan dapat masuk”. (HR. Muslim dan Abu Dawud)

Perut kenyang, balas dendam saat buka shaum, pencernaan kerja berat. Sholat tarawih dilakukan dengan ogah-ogahan. Operasi lambung berdampak mulut bersendawa dan menguap.

Lapar dan kenyang di bulan Ramadhan, menguap menjadi langganan setia. Menghadapi setan terbelenggu, kita malah memberi peluang setan masuk liwat mulut. Jangankan puasa, kondisi harian tanpa diundang setan sudah merasuki rubuh kita. Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya setan itu mengalir pada anak Adam di tempat aliran darah". (HR Bukhari)

Mengalir” bukan dalam arti fisik, mengalir yang sebenarnya, lebih bermakna majaz atau kiasan. Setan merupakan jenis makhluk yang tidak diketahui rincian ciptaannya dan caranya untuk menguasai anak Adam, khususnya bagaimana membisiki hati manusia.

Senjata Sabar
Menghadapi setan terbelenggu pun anak Adam bisa kewalahan, ditambah dalam kondisi perut kosong atau lapar dan haus, perlu kiat khusus. Kedudukan puasa sebagai Rukun Islam, bisa sebagai kuadran cobaan berat dalam menegakkan kebenaran. Rasa lapar Ramadhan menumbuhkan empati pada kelaparan, minimal memahami makna masih ada orang yang bekerja hanya untuk sesuap nasi. Masih ada golongan manusia yang makan sehari sekali, atau sekarang makan besok “puasa”. Tidak mengetahui hari ini makan apa, bukan pada “hari ini siapa yang akan dimakan” (yang melahirkan tipikor, manusia serakah).

Allah telah berjanji dalam (QS Al Baqarah [2] : 153) :  “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Ada pula yang mengartikan “sebagai penolongmu” adalah mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.


Sabar tidak berarti pasif, menunggu waktu Maghrib tiba. Memanfaatkan waktu dan mengelola enerji dengan kegiatan ibadah dan amalan lainnya, bahkan bisa lebih intensif. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar