emansipasi
wanita, Megawati vs Megawe
Potongan dua nama di judul, bisa kita cari di buku
telpon, atau dilacak di internet. Entah kenapa, media massa lokal sampai
nasional, gemar, getol memberitakan olah pokal dan tindak tanduknya. Dari segi
makna kata, yang empunya nama kemungkinan besar adalah kaum hawa. Beda kasus, sama penampilan karakter, watak dan jiwa.
Bangsa dan rakyat Nusantara bersyukur, berkat perjuangan
ibu kita Kartini, yang menggulirkan semangat emansipasi wanita, kedua insan
hawa tadi berhasil muncul di permukaan. Hebatnya, petinggi negara ikut
berpartisipasi sumbang suara, tak kurang ahli, pakar, pemerhati yang suara
sumbang ikut menyemarakkan emosi.
Mengacu ilmu lingkungan, ternyata kepedulian, kepekaan
dan daya tanggap pemilik nama tsb, bersifat prospektus, bermasa depan di
awang-awang. Ahli prediksipun, kalau dikumpulkan dari Sabang sampai Merauke,
tidak mampu menembus waktu dan ruang. Pemain watak sekaliber yang pernah ada,
masih kalah piawai dengan dua orang tsb. Memanipulasi watak menjadi karaktar
dasar.
Akhir cerita, akhirnya mereka bercokol di kuadran ‘susah melihat orang lain senang’ sekaligus ‘senang menonton orang
lain susah’. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar