Halaman

Rabu, 01 Juli 2015

ketika pembantu presiden menghina presiden, siapa dulu bandar politiknya

Ketika pembantu presiden menghina presiden,
siapa dulu bandar politiknya


Industri politik, panggung politik Nusantara didominasi oleh nafsu syahwat politik dan hasil manipulasi aroma irama politik. Gaduh, gempa, gegar, geger politik maupun gejala, gejolak, geliat politik jika diterapkan atau ditakar sesuai kuadran “TAHU-BISA”, ternyata telah masuk kuadran “DIA TIDAK TAHU BAHWA DIA TIDAK BISA”.

Otak, akal, nalar, logika, naluri, insting politik anak bangsa Indonesia berbasis ideologi Rp. Politik transaksional melahirkan koalisi politik, yaitu KIH dan KMP. Rakyat Indonesia sudah mahfum, mana yang wakil aliran, golongan, ilmu hitam dan mana yang duta aliran, golongan, ilmu putih. Akhirnya, pelanduk mati di tengah.

Emansipasi wanita, pengarusutamaan gender, persamaan hak kaum hawa dengan hak kaum adam, atau apapun nama heroiknya. Fakta dan kenyataan di lapangan, mulai kasus menelantarkan anak angkat yang berbuntut penghilangan nyawa orang lain secara sengaja sampai peran wanita setingkat bandar politik.

Bukan berarti, ketika ‘konco wingking’, ibarat swargo nunut, neroko katut” ketika diberi kuasa, ketika dibebani peran sebagai ‘imam’, semua tergantung iman dan minat, niat, itikad ybs. Artinya, peran sosial perempuan sudah ada porsi dan proporsinya. Tegasnya, kaum perempuan tidak hanya mengurusi persoalan yang berkaitan dengan wilayah domestik (domestic sphere),  bisa punya andil, saham dan konytribusi untuk wilayah publik (public sphere) yang dikerjakan kaum laki-laki.


Jika di zaman Orde Baru, marak pemeo ‘kencangkan ikat pinggang’ terkait suhu ekonomi dalam negeri sebagai imbas ekonomi global. Sekarang, di sisa periode 2014-2019, rakyat wajib kenakan, pasang dan pakai sabuk pengaman. Panjatkan doa sesuai agama masing-masing. Siapa tahu Nusantara akan mendarat darurat, berbalik arah ke landasan lepas landas atau tidak bisa sampai tujuan alias turun di tengah jalan. Politik belum jatuh tempo atau belum balik modal. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar