Halaman

Senin, 27 Juli 2015

ketika anakku berbagi lauk makanan

ketika anakku berbagi lauk makanan

Tempat kerja yang jauh dari rumah, akhirnya anakku memutuskan indekos dekat kantornya. Lokasi kosan dekat kantor, artinya dapat dijangkau dengan naik sepeda kayuh. Postur tubuh yang lebih tinggi dan besar dibanding kakaknya, tak menjadikan anak bungsuku merasa lebih. Bahkan kolokan, terlebih kalau sudah dekat dan menempel ibunya. Saya hanya menjadi penonton. Bagai anak ayam berlindung di balik sayap induknya. Bedanya, anak saya lebih besar dibanding ibunya. Untung, kedua kakaknya tidak protes terhadap sikap adiknya yang memonopoli ibunya.

Bukan sekedar asupan gizi dan nutrisi yang membuat badan mengembang ke segala penjuru. Ukuran sepatu di atas rata-rata ukuran sepatu Hawa pada umumnya. Santapannya tidak porsi kuli atau bahkan di bawah standar makan sesuai usia. Cuma cara makan yang terlihat nikmat dan enak. Secuwil demi secuwil makanan dilahapnya. Ekspresi wajahnya nampak sedang menikmati makanan. Kalau tidak habis disimpan di kulkas. Betah lama berdiri di depan kulkas, mencuwili makanan yang ada.

Jika aku makan, diliriknya apa saja lauknya. Kalau tertarik, walau sudah makan, dengan santai minta bagian atau diambil semua. Sejak kecil sudah kuat puasa Ramadhan. Sampai sekarang, usai lulus S1 dan bekerja, tidak lupa puasa sunnah. Termasuk puasa tengah bulan juga dijalankan.

Sabtu libur, jum’at malam usai kantor anakku langsung ke rumah. Turun di stasiun kereta api, tunggu dijemput ibunya yang pulang kantor. Mau ketemu ortu, katanya. Baca sms-nya : “aku bawakan lauk untuk bpk”. Sebagai tindakan sepele tapi maknanya tidak sepele. Aku bayangkan, makan siang bekal sendiri, bisa-bisa bisa kurang. Orang kerja ‘peras otak’ membutuhkan kalori, energi dan gizi yang seimbang. Namanya anak, cara membuktikan perhatian ke bapaknya, dengan gaya dan maunya.

“Ini untuk bapak”, ujar anakku sambil menyodorkan box makanan. Semakin  berbinar wajahnya, jika aku langsung makan malam dengan lauknya. Lauk makan siang, sengaja tidak dihabiskan, untuk bapaknya. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar