Halaman

Kamis, 30 Juli 2015

2013, Jangan Mengulang Kesalahan Yang Sama

2013, Jangan Mengulang Kesalahan Yang Sama

Impian dan harapan di 2013, fatwa religi : orang yang beruntung adalah hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Bagaimana kiat dan ikhtiar agar 2013 lebih baik daripada 2012. Lebih baik secara nasional memang harapan dan impian semua pihak. Pihak yang cemas karena kontraknya hampir habis, khususnya kontrak politik jelang 2014. Rakyat cemas karena tahun baru akan diikuti harga/biaya/tarif baru.

Rekam jejak 2012 versi media massa bersifat tendensius, tidak menyuratkan apa adanya. Asas yang dipakai adalah pepatah “Gajah di pelupuk mata tidak nampak, kuman di seberang lautan nampak jelas”. Ketidakberhasilan pemerintah (pemerintah pusat maupun pemerintah daerah) dalam melaksanakan pembangunan dijadikan sasaran empuk pemberitaan. 

Rakyat dikondisikan untuk urusan yang bisa diatasi sendiri/pribadi atau secara gotong royong, belum-belum sudah menyalahkan pemerintah. Contoh pertama dan utama adalah got depan rumah dipenuhi sampah. Hujan, banjir, isi got meluap ke jalan. Protes ke pemerintah. Pemerintah dianggap tidak tanggap terhadap bencana banjir lokal, sekaligus dituding tidak mau membersihkan got secara berkala.Ironis.

Secara formal, kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat dibingkai dalam format politis lima tahunan. Nasib rakyat seolah tergantung kebijakan dan kebajikan wakil rakyat. Praktek di lapangan masih banyak rakyat yang berjuang, berjibaku mempertahankan haknya.

Walhasil, tiap tahun kita dihadapkan pada masalah yang sama, dengan pemecahan masalah yang tipikal. Semua masalah akan berulang, ada pemain lama yang bertambah pengalaman maupun pemain atau muka baru. Seperti tipikor, dipidana sepuluh muncul seratus. Seperti teroris, biangnya ditembak mati, muncul kader baru. Seperti acara dialog, diskusi dan debat para pakar dengan host pilihan, di layar kaca TV swasta, semakin memperkeruh masalah. Berita sampah, perceraian selebritis menjadi sajian murahan, demi meraih peringkat.

Kita sudah terjebak pada : Antara prestasi dan sensasi masuk satu kuadran, antara pecundang dengan pahlawan masuk satu domain, antara penghujat dan penjilat masuk satu kategori, antara popularitas dan pencitraan diri masuk satu kapling. 28des2012 [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar