sengkuni ilang sunguté
Tidak kurang salah bulat, jika anak bangsa pribumi
merasa nyaman berada di habitat, teritorialnya. Jago kandang. Akumulasi banyak kerumunan,
komunitasnya, membuat nyali di atas pukul rata. Semua menjadi mendadak,
spontanitas, solidaritas sesama nasib. Tindakan yang tidak perlu mikir, reaksi tidak
pakai lama. Sigap memukul yang tidak rata.
Pakem pewayangan dibolak-balik sekena jidatnya. Mosok ada buaya bisa
terbang. Sosok dikenal bisa mabur tanpa sayap, malah hilang ditelan bumi.
Tahu-tahu muncul di meja redaksi. Adegan hanya seklias, karena ada aksi tawuran
massal, kolosal, dibuat-buat sebagai pendahuluan. Tiba-tiba muncul sang juru
selamat. Bencana alam menjadi saksi betapa ramah investor menyulap bentang
alam.
Jika tidak ada kader partai yang modal modelnya: kehormatan, karbitan,
kanibal, orbitan, oplosan, dadakan, comotan
dsb. Diimbangi mantan alat negara, niscaya penyelenggara negara. Di bawah
koordinasi, komunikasi, kendali tirani minorias. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar