ketika rezeki harianmu melebihi kuota, pratanda
Berlaku pada pekerja model burung. Berangkat saat jelang terang tanah,
tembolok kosong. Pulang senja menenteng kresek
isi uang hijau. Makanya ada ungkapan “mata
hijau . . “. Beda peringkat selisih keringat. Pergulatan “si mata biru” apalagi
dengan “si mata merah”. Kalau tidak bisa menenteng koper sarat Rp, valas
atau uang akan datang sendiri, bukan rezeki namanya. Merasa haknya.
Tanggal ganjil-genap ujaran halus dari sehari makan, sehari tidak. Orang kaya
subversi nusantara jika punya bekal pangan selama
3 (tiga) hari ke depan. Kisahku, saat beli beras literan. Ada emak-emak juga beli beras. Beras yang
ditunjuk seharga <10 ribu Rp per liter.
Lepas dari kebijakan gizi seimbang. Ongkir gratis memanjakan perut plus memalaskan kaki-tangan. Apa jadinya. Apanya yang jadi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar