atas kehendak sejarah, tuntutan zaman dan kebutuhan peradaban negara
Bila dibilangin terus-terang terang-terus, ternyata pasal bunyi-bunyian, perkalimatan. Walhasil, tidak butuh bilangan, angka. Balik bilang tidak terima intervensi. Butuh huruf, abjad terutama kata, lema atau semaksud.
Begitulah jadinya, menu harian manusia politik sarat ramalan politik, kalkulasi politik. Hitung mundur tragedi politik, bencana politik.
Kinerja, kontribusi, kiprah sesuai konrak politik, menggunakan rumus deret hitung. Berbasis jam kerja pekerja formal. Soal pendapatan, upah kerja, balas jasa politik, menterapkan kaidah deret ukur. Besaran bonus, upeti, sabetan resmi tergantung spesifkasi teknis kendaraan politik. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar