khianat marang bangsa
agawé kiamat negara
Begitulah maupun beginilah kisah
kejadian nyata. Prospek hasil akhir masih dinamis, fluktuafif
dan suka-suka. Kepastian sesuai dalil “ada gula ada semut” tergantung permintaan
pasar bebas pajak global. Ketentuan berbasis “tak ada rotan akarpun jadi” bersifat
menggantung ikut sentiment pasar gelap tradisional.
Kemungkinan yang masih serba tidak mungkin.
Pelaku usaha politik, muka lama. Satu kader laku di parpol manapun.
Peluang kursi liar diantisipasi langgam “si kancil anak nakal suka mencuri timun”. Diimbangi hikayat rakyat “buto terong vs timun emas“. Ibu tiri tersungging peranakannya, jika diingatkan lakon “bawang merah vs bawang putih”. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar