Halaman

Rabu, 15 Juni 2022

khianat marang bangsa agawé kiamat negara

khianat marang bangsa agawé kiamat negara

 

Begitulah maupun beginilah kisah kejadian nyata. Prospek hasil akhir masih dinamis,  fluktuafif dan suka-suka. Kepastian sesuai dalil “ada gula ada semut” tergantung permintaan pasar bebas pajak global. Ketentuan berbasis “tak ada rotan akarpun jadi” bersifat menggantung ikut sentiment pasar gelap tradisional.

Kemungkinan yang masih serba tidak mungkin. Pelaku usaha politik, muka lama. Satu kader laku di parpol manapun.

Peluang kursi liar diantisipasi langgam  “si kancil anak nakal suka mencuri timun”. Diimbangi hikayat rakyat “buto terong vs timun emas“. Ibu tiri tersungging peranakannya, jika diingatkan lakon “bawang merah vs bawang putih”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar