lungguh kesuwén, demokrasi keluwén
Bahwasanya, esensi, substansi, redaksi doa pemain cadangan beda nyata dengan doa kiper cadangan. Benang merah pada sama-sama berharap, beringin, bermau agar kesebelasannya bisa lolos ke babak selanjutnya. Tidak sia-sia sesi latihan, gemblengan yang menerus. Mencetak tim tangguh.
Beda cita-cita bahkan bertolak belakang dengan pengatur skor, pemodal hingga penonton utawa pendelok (kendel alok).
Pelaku, pemain politk di panggung sandiwara bebas babak. Peduli amat dengan dengungan penonton tak berbayar. Wasit sudah paham dengan status ekonominya. Petugas lapangan berharap laga cepat usai. Bodo amat siapa yang kalah, siapa yang menang. Honor tetap segitunya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar