berita negara vs info jalanan
Laporan resmi pemerintah tentang “persatuan Indonesia”. Rahasia umum bin awam, tidak seindah aselinya. Skenario tergantung pemirsa. Satu barang satu harga. Satu pejabat aneka jabatan. Politik balas jasa, balas budi membengkakkan biaya politik penguasa.
Makanya tajuk pelat nomor “Indonesia 1“ atau RI-1, itulah aselinya. Lembaran negara kian menjelaskan realisasi presiden de jure vs presiden de facto.
Media alternatif menjadi sumber kejadian perkara, bebas manipulasi. Pembuktian terbalik. Pemirsa sibuk uber “apa kata dunia” di jam malam nusantara. Pratanda. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar