(g)anti lakoné, pelakon, kelakon
Paribasan njawani “alon-alon waton kelakon” masih berlanjut sesuai atas kehendak sejarah, tuntutan zaman dan tantangan kebutuhan adab bernusantara. Pasal “biar lambat asal selamat”jadi jargon anggaran pendapatan bangun IKN nusantara antar periode.
Kekuatan mengandalkan jumlah (massal, kolosal, legal) ternyata ada pihak yang lebih kuat. Langsung nyali teruji dan tidak siap menang. Kemungkinan lain, pola lama masih diterapkan untuk menghadapai lawan politik yang mudah ganti haluan. Cadangan atau penggunaan haluan politik sesuai bermain dengan siapa. Bagi peran ketimbang tidak kebagian sama sekali. Makan hati dengan stategi tahun berikutnya kebal diri.
Rutinitas tipikal laku harian menjadikan
umat manusia mengandalkan lelaku seperti biasanya, kebiasaan, biasa-biasa saja.
Bukankah nasib berketurunan seseorang tidak sekedar terdeteksi pada garis
tangan, rajah atau tersirat pada guratan kulit wajah. Formulasi kehidupan
linier harian, timbangan harian manusia: saiki kéré, mbesuk-mbesuk dadi
mbahé kéré. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar