kening bening vs thukmis
Lihat judul saja, pemirsa sudah lebih daripada paham. Tidak
perlu penjelasan maksudan, kebahasaan maupun ikhwal lain yang tersurat. Kaidah karya
tulis model “seribu tiga” kian kemilau. Satu
kalimat sarat sasaran. Betapa pilihan kata (diksi) diperhitungkan dengan cermat
gulipat.
Bongkar pasang, rombak kalimat olah
kata untuk mendapatkan energi, emosi religi. Renungan untuk atau agar jangan terjadi ujaran liar tanpa kendala moral. Kendali diri
sejak membaca cari narasi. Mencari bahan baku yang tepat makna, memudahkan
meramu, merakit kalimat. Mengkahiri alinéa yang sudah bunyi mudah berbunyi.
Fakta bahwa media massa arus pendek, media massa jalan tikus pemacu pemicu korsleting. Pengemarnya mulai dari anak bau kencur hingga sampai kelompok umur bau tanah. Asupan kata heroik langsung telan utuh, mentah-mentah. Ikatan sosial selaku makhluk sosial, kian kusut. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar