Halaman

Senin, 19 Oktober 2015

Undung-Undung Ilegal Mengundang Kerusuhan SARA

Undung-Undung Ilegal Mengundang Kerusuhan SARA

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengungkapkan sebanyak 24 undung-undung peribadatan/tempat ibadah Nasrani yang dibangun secara diam-diam tanpa izin menjadi pemicu utama kerusuhan di desa Suka Makmur, kecamatan Gunung Meriah, kabupaten Aceh Singkil, provinsi Aceh selasa 13 Oktober 2015.

Berdasarkan perjanjian damai, Sutiyoso mengatakan telah disepakati pendirian satu gereja dan satu undung-undung di Aceh Singkil. Pada kenyataannya, jumlah rumah ibadah yang dibangun telah melebihi dari yang disepakati.

Wajar jika dampak bangunan liar, seperti terjadi di ibukota negara, meresahkan warga sekitar, mengganggu ketertiban umum serta melanggar hukum. Membangun kandang ayam untuk usaha produktif keluarga pun harus memiliki berbagai izin. Apalagi membangun tempat ibadah. Jangan sampai merasa karena dana kuat, bahkan dalam skala dunia, merasa bisa bangun tempat ibadah, semacam undung-undung, dengan mengabaikan hukum. Terlebih di provinsi Aceh sebagai pemegang hak otonomi khusus dengan menerapkan qanun Aceh dan qanun kabupaten/kota. Qanun yang secara historis, sejak zaman kerajaan Aceh, sudah dikenal dan diterapkan secara nyata.

Wajar jika reaksi masyarakat atas pelanggaran hukum secara sistematis, masif dan menerus atas aktivitas undung-undung liar, walau juga dilakukan dengan cara melanggar hukum, namun efektif karena pemerintah setempat, pihak berwajib setempat, aparat keamanan setempat membiarkan pembangunan undung-undung liar.

Aksi masyarakat sebagai bentuk nyata bahwa hukum dan khususnya qanun harus dipraktikkan. Tindakan rakyat memang sebagai titik kulminasi, titik jenuh, ambang atas toleransi dari sikap arogansi pihak pelanggar hukum yang berkedok agama. Aksi dan tindakan rakyat Aceh yang berjiwa tidak mau menyerah atas berbagai bentuk penjajahan dan penindasan, sekaligus sebagai koreksi atas sikap pemerintah kabupaten Aceh Singkil. [HaeN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar