Bersyukur, masih NKRI, tetapi . . .
Masih ada tindakan
kekanak-kanakan. Sebelum Pemerintah bersidang dan mengumumkan penetapan 1
Ramadhan maupun 1 Syawal, plus Idul Adha, ada pihak ormas Islam yang mendahului
mengeluarkan ketetapan berbeda. Awam berbaik sangka, jangan-jangan syahwat
politik oknum ketua umum ormas Islam dimaksud sedang masuk angin. Apalagi, kata
manusia saat itu, ybs sudah dua periode nangkring dan nongkrong di kursi
jabatan ketum. Ironisnya, ganti ketum, masih terjadi beda waktu awal Ramadhan maupun
Syawal.
Memang, dua ormas Islam terbanyak
anggotanya, usianya lebih sepuh daripada NKRI. Jangan diartikan antar dua ormas
ini saling bersaing mencari simpati rakyat. Siapa tahu nanti akan terjadi 1
Muharram beda waktu.
Belum lagi kalau awam dalam
hitungan jam melihat drama adu pansus. Terkini, muncul pansus bencana kabut
asap. Lazimnya politik, kalau tidak gaduh kesannya tidak ada kerjaan.
Kata mbah dukun tiban, di
NKRI masih banyak yang berbuat baik untuk bangsa dan negara. Cuma karena wong
cilik, serta jauh dari pengendusan kefasikan media masa, seperti sia-sia. Coba
kalau yang berbuat pejabat negara, langsung terekspos. Padahal sekedar
melaksanakan kewajiban saja, bukan kebajikan. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar