Sumpah Pemuda dan pemuda tulang lunak
Gregeten pertama. Langkah diseret, bersuara, seperti keberatan badan. Atau seperti
langkah pembantu rumah tangga yang menggerutu ke warung. Anak didik setingkat
SMA, seragam putih abu, liwat depan rumah. Tangan kanan sibuk mengoperasikan
HP. Tangan kiri rokok mengepul. Seolah jalan tak sampai-sampai.
Gregeten kedua. Sambil bersandar di tiang
stainless batas antrian di bank, tampak tak bertenaga semanusia pemuda. Sambil
otak-atik HP, tidak berdiri tegak. Antrian bergerak maju, tetap acuh.
Diingatkan, langkah santai ke depan, sambil meletakkan tangannya di atas tiang
stainless berikutnya. Tangan tetap ber-HP ria. Sampai diantrian terdepan,
badannya tetap disandarkan di tiang stainless.
Gregetan ketiga. Motor bulukan dinaiki remaja bercelana pendek, berkaos juga bulukan.
Tangan kiri sibuk ber-sms. Posisi kendaraan di tengah, atau tak jelas, diklakson
mobil di belakangnya, tampak seperti anak tuli. Jalan milik sendiri. Mobil
menyalip, terhadang rombongan anak berseragam SMP naik motor menggerombol,
sambil ngobrol. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar