gerakan revolusi mental
nusantara, sekjen nasdem vs sekjen the jakmania
KATA ANTAR
JAKARTA, KOMPAS.com Senin, 19 Oktober 2015 | 12:58
WIB — Sekretaris Jenderal
The Jakmania, Febrianto, dianggap mengetahui dan memahami provokasi kericuhan
pada final Piala Presiden 2015.
Untuk itu, kata Kapolda Metro
Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian, Febrianto masih diperiksa secara intensif oleh
Subdit Cyber Crime Polda Metro Jaya.
"Yang bersangkutan kita
dapat informasi dari jalur IT oleh tim Cyber, ada bukti permulaan
setidak-tidaknya mengetahui," kata Tito di Jakarta, Senin (19/10/2015).
Namun, saat ini polisi masih
mendalami dugaan tersebut. Jika ada tambahan alat bukti lainnya, maka akan
dilanjutkan ke proses hukum.
"Kalau tak ada bukti
tambahan, satu alat bukti saja, akan dilepaskan," kata Tito.
Saat ini, status dari Sekjen The
Jakmania tersebut belum diputuskan.
Polisi masih mendalami motif dari
adanya provokasi lewat dunia maya dan pesan singkat kericuhan pada final Piala
Presiden di Jakarta kemarin.
"Ada ajakan berupa SMS.
Setidak-tidaknya ada memahami," kata Tito.
Febrianto dianggap menyebarkan
berita yang berisi provokasi melaluiposting di akun Twitter
@bung_febri pada tanggal 11 Oktober 2015.
Posting tersebut berisi, "Kalau
menganggap final piala presiden di Gbk takkan ada apa2, mungkin anda bisa
menyusul kawan anda Rangga #tolakpersibmaindiijakarta".
FAKTA LAPANGAN
Diriwayatkan, ahad 18
Oktober 2015, ibukota negara Jakarta dalam kondisi Siaga I (satu). Bukan karena
ada peristiwa bencana alam yang akrab dengan Jakarta. Karena akan digelar laga
final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno pukul 19:00 WIB.
Mengapa harus Siaga
I. Apakah karena RI-1 dan DKI-1 ikut menyaksikan langsung. Ataukah karena
menghormati nama Bung Karno yang dipakai nama gelanggang olahraga. Atau ada
faktor lain.
Ternyata tepat dugaan
pembaca, ternyata Jakarta mempunyai musuh dalam selimut. Mempunyai sumber
potensi pembuat kerusuhan, mengolah keonaran, menciptakan kegaduhan. Jangan
lupa, pelakunya ditengarai dengan sebutan the jakmania atau sebutan lainnya.
Intinya mereka adalah penggemar tim daerah Persija.
Persija tidak sampai
babak final, karena sebagai tuan rumah Piala Presiden 2015, tahu diri. Apalagi
jika di final bertarung melawan seteru abadi dari Bandung, yaitu Persib.
Bisa-bisa bisa terjadi tawuran massal, perang saudara, baku hantam antar bonek.
BABAK LAIN
Ternyata jabatan
sekjen, sebagai jabatan prestisius, jabatan bergengsi. Kita tahu ada Sekjen
PBB. Sekjen partai nasdem pun bisa membuat berita. Media massa, mengungkapkan bahwa secara de facto
dan de jure oknum partai nasdem seklas sekjen, sebut saja Patrice Rio Capella, ternyata
dengan sadar telah masuk jajaran tipikor.
Oknum ketum partai nasdem tidak sekedar
kebakaran jenggot. Berbagai media online menayangkan wawancara khususnya. Apa
katanya, yaitu : “Kenapa tidak menyangkutkan yang tinggi sekalian, kenapa tidak
bilang ini konspirasi presiden? Ada konspirasi?”.
Rakyat faham, selama ini bagaimana oknum
ketum nasdem mendaulat dirinya, merasa jasanya sehingga Jokowi-JK bisa dilantik
jadi RI-1 dan RI-2, sehingga memposisikan dirinya di atas rata-rata. [HaeN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar