Zaman Atau Masyarakat Yang Berubah,
Tulang Rusuk Menjadi Tulang Punggung
Tantangan Zaman
Karena mampu mengerjakan pekerjaan lelaki yang notebene mengandalkan
tenaga, fisik dan otot - menjadi tukang
becak, sopir bis, juru parkir - maka perempuan/wanita bukan makhluk yang lemah.
Bahkan didaulat sebagai makhluk perkasa, seolah bisa melampaui batas kodratinya.
Menjadi ibu rumah tangga atau memilih jalur sebagai wanita karier adalah
pilihan, bukan hal yang dikotomis. Bisa menuntut ilmu dan pendidikan sampai
strata tertinggi pun bukan hal yang mustahil. Kedua contoh ini bukan sekedar
berlakunya emansipasi ataupun persamaan hak antar gender.
Islam telah menempatkan perempuan sebagai makhluk yang mulia dan mempunyai
tugas, fungsi dan peranan menurut kodratnya. Diberikan kelebihan perempuan dari
lelaki dalam perasaannya, yaitu rasa kasih sayangnya untuk menunaikan risalah
keibuan.
Tugas perempuan yang pertama dan utama dan tidak ada pertentangan di
dalamnya adalah mendidik generasi yang telah dipersiapkan oleh Allah swt. Bukan
berati profesi dan kiprah di luar rumah diharamkan oleh Islam, karena
masyarakat mengharapkan bahkan menuntut campur tangan perempuan dalam rangkaian
memajukan ummat.
Kedudukan Lelaki-Perempuan
Kontribusi perempuan mulai dari urusan rumah tangga sampai urusan negara,
tercatat dalam sejarah. Secara historis, perempuan Indonesia tidak masuk
kategori pepatah Jawa : "swarga nunut, neroko katut" atau
terjemahan bebasnya : "surga menumpang, neraka terbawa". Kiasan
tentang istri yang hanya mengikuti langkah suami kemana saja, sampai ke surga
dan neraka.
Allah berjanji kepada orang mukmin, tersurat dalam bagian depan [QS At
Taubah (9) : 71] : “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.” Artinya, dalam urusan akhirat, lelaki
dan perempuan mempunyai kedudukan yang setara.
Tulang Rusuk
Ibu Hawa sebagai perempuan pertama, diciptakan Allah bukan dari tanah,
karena kodrat perempuan tidak sama dengan kodrat lelaki. Perempuan juga tidak
diciptakan dari kepala lelaki (Adam), supaya tidak melebihi atau mengungguli
kodrat lelaki. Perempuan juga tidak diciptakan dari kaki, supaya perempuan
tidak dihinakan oleh lelaki atau dinjak-injak lelaki.
Ibu Hawa diciptakan dengan bahan baku dari tulang rusuk kiri Adam, karena memang diciptakan berpasangan.
Islam mempunyai tuntunan dalam menyikapi kodrat perempuan, sesuai sunnah
Rasulullah saw : “Berwasiatlah untuk para wanita karena sesungguhnya wanita
itu diciptakan dari tulang rusuk dan yang paling bengkok dari bagian tulang
rusuk adalah bagian atasnya. Jika engkau ingin meluruskan tulang rusuk tersebut
maka engkau akan mematahkannya, dan jika engkau membiarkannya maka ia akan
tetap bengkok, maka berwasiatlah untuk para wanita” (HR Al-Bukhari).
Peran sebagai ‘tulang rusuk’ bersifat dinamis, memasuki domain sebagai
isteri, ibu dan anak, terlihat betapa posisi strategis perempuan sebagai
isteri. Dari 19 keutamaan perempuan menurut hadits, hadits ke 14 : “Tiap
perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah swt memasukkan
dia ke dalam surga terlebih dahulu daripada suaminya (10.000 tahun).”
Banting tulang, peras keringat, putar otak kaum hawa untuk mencari nafkah,
dari mulai sekedar membantu ekonomi keluarga sampai pada tingkatan sebagai
tulang punggung, harus kita sikapi dengan arif. Ibu menjadi idola dan panutan
anak, bukan hal yang tabu dan bukan seolah menyisihkan peran ayah.
Perempuan dengan kadar agama dan ilmunya, jangan sampai merasa super, atau
terjebak oleh kehidupan dunia. “Wanita itu tiang negara, bila dia (wanita)
baik, maka baiklah negara itu. Tetapi bila wanita itu rusak maka rusaklah
negara itu.”(ahli hikmah).
-----------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar